Artikel
Banjir Rendam Sejumlah Fasilitas dan Ratusan Hektare Sawah di Cirebon
Cirebon: Hujan deras yang mengguyur sejak malam hingga dini hari tadi menyebabkan banjir merendam Desa Bayalangu Kidul, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.
Luapan air sungai menggenangi seratus hektare sawah, satu sekolah dasar, serta jalan raya Arjawinangun-Jagapura, yang merupakan penghubung Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu sepanjang tiga kilometer.
Kepala Desa Bayalangu Kidul, Sugiarto, mengungkapkan banjir kali ini cukup parah meskipun belum mencapai puncaknya. Ia menyebut ada sekitar 100 hektare sawah yang baru ditanami, ikut terendam.
"Sawah yang terendam sekitar 100 hektare, terutama sawah yang baru mulai musim tanam. Aktivitas warga juga terganggu karena jalan utama terendam. Air mulai masuk ke wilayah kami sejak dini hari sekitar pukul 4 pagi," ungkap Sugiarto, Kamis, 16 Januari 2025.
Menurutnya banjir ini terjadi karena hujan deras yang berlangsung semalaman dan kiriman air dari daerah hulu. Ia berharap pemerintah kabupaten segera mengambil tindakan untuk menangani masalah banjir yang hampir setiap tahun terjadi di wilayahnya.
"Sudah sering kami sampaikan ke pemerintah, beberapa bupati dan dinas terkait juga pernah meninjau, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi terkait penanganan banjir ini," jelasnya.
Banjir juga menggenangi SDN 1 Bayalangu Kidul, yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar terganggu.
Kepala Sekolah SDN 1 Bayalangu Kidul, Jubaedah, menjelaskan bahwa air masuk ke dalam delapan ruang kelas di sekolahan tersebut.
Ia menyebut ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, sehingga membuat sekolah terpaksa diliburkan.
"Karena ruangannya tidak bisa digunakan," beber Jubaedah.
Selain sawah dan sekolah, banjir juga merendam jalan raya Arjawinangun-Jagapura sepanjang tiga kilometer. Pengguna jalan mengeluhkan kondisi ini karena menyulitkan perjalanan.
Menurutnya banjir ini terjadi karena hujan deras yang berlangsung semalaman dan kiriman air dari daerah hulu. Ia berharap pemerintah kabupaten segera mengambil tindakan untuk menangani masalah banjir yang hampir setiap tahun terjadi di wilayahnya.
"Sudah sering kami sampaikan ke pemerintah, beberapa bupati dan dinas terkait juga pernah meninjau, tetapi sampai sekarang belum ada realisasi terkait penanganan banjir ini," jelasnya.
Banjir juga menggenangi SDN 1 Bayalangu Kidul, yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar terganggu.
Kepala Sekolah SDN 1 Bayalangu Kidul, Jubaedah, menjelaskan bahwa air masuk ke dalam delapan ruang kelas di sekolahan tersebut.
Ia menyebut ketinggian air mencapai lutut orang dewasa, sehingga membuat sekolah terpaksa diliburkan.
"Karena ruangannya tidak bisa digunakan," beber Jubaedah.
Selain sawah dan sekolah, banjir juga merendam jalan raya Arjawinangun-Jagapura sepanjang tiga kilometer. Pengguna jalan mengeluhkan kondisi ini karena menyulitkan perjalanan.